Sabtu, 02 Februari 2013

My Girlfriend, My Best Friend



     Dinda berdiri di depan pintu kelasnya sambil melihat ke luar kelas. Pagi itu hujan sangat deras dan belum banyak siswa atau siswi yang datang. Hanya ada Bella yang sedang sibuk mengerjakan pr IPA dan matematikanya. Bella yang melihat Dinda berdiri di depan pintu hanya menoleh dan melemparkan senyum ke Dinda dan sebaliknya Dinda pun melemparkan senyum ke Bella.
  Setelah itu datang Dimas dan menarik Dinda ke luar kelas.
   “Ngapain sih ngajak aku keluar.” Tanya Dinda kesal
   “Kamu bilang apa sama Bayu?” Ujar Dimas
   “Maksudmu, bilang apa?” Tanya Dinda kepada Dimas penasaran.
  Dimas belum sempat berbicara karena Tasya, teman sebangkuku menegurku.
   “Woy, masih pagi nih, jangan pacaran mulu.” Tegur Tasya
     Dinda yang penasaran dengan perkataan Dimas tadi pun langsung mengahampiri dimas yang sedang menghapus tulisan di papan tulis.
   “Maksudmu, apa tadi?” Desak Dinda , wajahnya pun tiba-tiba berubah menjadi serius.
   “Udah, kamu jujur aja,  kamu  suka kan sama Bayu?” Tuding Dimas
   “Hah?? Suka??” Jawab Dinda dengan kagetnya
   “Ia, kamu suka kan sama dia, aku denger kalau kamu bilang kamu suka sama dia” Kata Dimas
   “Jadi karena ini, kamu marah sama aku?” Ujar Dinda dengan tertawa kecil
   “Kalau aku suka emang kenapa, masalah buat kamu, itu kan hak aku untuk suka sama oramg lain” Lanjut Dinda
  Kali ini muka Dinda berubah menjadi kesal dan akhirnya meninggalkan Dimas dan berpaling pergi ke Tasya, teman sebangkunya dan sama –sama mengerjakan tugas Bahasa Indonesia tugas kelompok meresensi buku. Sambil mengerjakan tugas, Dinda pun terus mengingat kejadian tadi pagi yang Dimas fikir kalau ia suka sama Bayu. “Dimas, Dimas kok kamu bisa sih berfikir kalau aku suka sama Bayu.” Ujar Dinda dalam hatinya bergumam.
  Dan bel istirahat pun berbunyi, Dimas pun mendekati Dinda yang sedang membeli bakso goreng di kantin sekolah.
   “Kok, jadi kamu sih yang marah sama aku?” Tanya Dimas
   “Udah deh gak usah bahas itu lagi, bosen tau gak” Jawab Dinda
   “Ya, lagian dari tadi kamu gak jawab pertanyaan aku”  Ujar Dimas
   “Penting ya aku jawab pertanyaan yang gak penting itu” Ujar Dinda
   “Aku itu gak suka sama Bayu, udah puas” Kata Dinda lagi lalu pergi
  Dimas yang mendengar perkataan Dinda tadi pun diam, dan berfikir. Diam –diam Dimas memiliki perasaan yang lebih dari seorang sahabat ke Dinda. Tapi ia tidak berani bilang karena ia takut akan merusak persahabatan yang sudah ia dan Dinda bina dari kelas satu SMP sampai sekarang. Dan saat Dimas berfikir datang Danu yang mengejutkannya dari belakang.
   “Woy, melamun mulu kenapa? galau” Tanya Danu
   “Gak kenapa-napa kok, siapa yang galau” Jawab Dimas dengan muka yang kusut . Bagaimana tidak kusut dia melihat Dinda dan Bayu makan bakso berdua di kantin sekolah dengan serunya mereka bersenda gurau dengan senangnya, membuat Dimas makin kesal di buatnya.
   “Aku bisa bantu kamu “ Bisik Danu
   “Maksudmu apa?” Jawab Dimas
   “Kamu suka kan sama Dinda?“ Tuding Danu
   “Enggak lah, mana mungkin aku suka sama Dinda, dia itu kan sahabat aku” Jawab Dimas dengan kesalnya.
   “Masa iya, kamu gak suka sama Dinda” Goda Danu kepada Dimas
   “Enggak, aku gak suka sama dia !!” Bentak Dimas dengan nada tinggi
  Mata Danu pun langsung melotot melihat Dimas yang tiba-tiba marah.
   “Nyantai aja dong , bisa kali gak bikin orang jantungan” Celoteh Danu dengan meliat serius muka Dimas
  Dinda yang melihat Dimas tiba- tiba marah hanya bisa melihat dari jauh karena gak mungkin Dinda ninggalin Bayu. Dan lagi pula mereka berdua kan lagi marahan.
   “Kamu gak ke Dimas” Tanya Bayu.
   “Enggak .kita berdua lagi marahan” Jawab Dinda yang tiba-tiba melihat kearah Bayu, sebenarnya Dinda ingin menemani Dimas, tapi Dinda masih sangat kesal karena Dimas berfikir kalau Dinda suka sama Bayu.
  Hari demi hari pun berlalu, Dimas dan Dinda pun semakin jauh. Dan Dinda semakin dekat dengan Bayu. Dan kecurigaan Dimas pun semakin kuat kalau Dinda memiliki perasaan lebih pada Bayu.
   “Katanya gak suka tapi kok berdua mulu.” Ujar Dimas dengan kesalnya , bagaimana tidak kesal dimana ada Dinda pasti ada Bayu dan sebaliknya.
  Saat Dimas melihat kearah Dinda, datang Danu dan Tasya yang mengajak nya untuk mengerjakan tugas bersama-sama .
   “Hei.. ngeliatin Dinda sampai segitunya” Ujar Danu
   “Tau, sampai dipanggilin gak dengar gitu” Kata Tasya. Padahal sih gak di panggilin ,biar dia ngerasa bersalah aja, pikirnya dalam hati.
   “Sorry deh, aku gak denger kalau kalian berdua manggilin aku” Jawab Dimas, wajahnya serius
   “Eh, kerjain tugas yuk belum selesai nih, bantuin Dinda sama Bayu. Kan itu juga tugas kita masa cuma Dinda sama Bayu doang sih yang ngerjain” Desak Tasya
   “Yaudah  yuk, ayo Dim, jangan maunya enak doang” Tegur Danu
  Sebenarnya Dimas gak mau, tapi karena ia ingat tugas kelompok itu, mau gak mau dia harus mau. Dan harus siap mental kalau dia bakalan di cuekin sama Dinda dan juga siap kalau Dinda dan Bayu jadian. Walaupun Dinda bilang dia gak suka tapi dari gerak tubuhnya sangat terlihat kalau dia suka dan perhatian sama Bayu.
   “Sabar Dimas, sabar” Bisik Danu.
  Dinda yang melihat Dimas sedang kebingungan akhirnya membantu Dimas.
   “Sini aku bantu” Kata Dinda
  Lalu Dimas pun mengangkat muka, dan melihat Dinda di depannya tersenyum.
   “Yang mana, yang kamu gak ngerti” Tanya Dinda lagi
   “Kamu mau bantuin aku, bukannya kamu marah sama aku?” Jawab Dimas bingung
   “Ia sih, aku emang marah sama kamu, lagian kamu juga sih bikin aku kesel “ Ujar Dinda dengan nada sedikit manja
   “Yaudah deh aku minta maaf ya, kalau aku udah bikin kamu jadi marah sama aku, bukan maksud aku bikin kamu marah, sekarang kita baikan kan?” Tanya Dimas sambil mengangkat kelingkingnya.
  Dinda yang melihat Dimas pun akhirnya mengangkat kelingkingnya dan mengucapkan janji persahabatan mereka dengan lantang dan kompak. Danu, Tasya, dan Bayu yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil.
  Kini Dimas dan Dinda pun terlihat bersama kembali walaupun mereka berdua sama-sama memiliki perasaan yang lebih, namun mereka masih malu untuk mengungkapkannya.
  Hingga pada suatu hari, Dimas merasa sudah siap untuk mengungkapkan perasaan kepada Dinda, ia pun juga sudah siap jika Dinda menolaknya. Dimas pun mengajak Dinda ke suatu tempat yang memang sudah direncanakan sebelumnya sama Dimas.
   “Wow, bagus banget, kamu yang bikin semua ini” Tanya Dinda sambil melihat suasana taman
   “Ya, gak sendiri juga sih dibantuin juga sama Danu, Tasya, dan Bayu. Kamu suka?” Jawab Dimas
   “Suka banget” Kata Dinda kagum
  Dimas pun mengajak Dinda ke sebuah meja makan yang sudah di siapkan oleh Dimas.
   Mereka pun dinner berdua dan di temani oleh alunan musik yang romantis.
   “Hmm…. Kamu ngapain ngajak aku kesini?” Tanya Dinda
   “Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu” Jawab Dimas
   “Apa?” Tanya Dinda yang terlihat bingung
  Tiba-tiba Dimas mendekati Dinda. Dan berlutut di hadapan Dinda dan mengambil sesuatu dari kantong jas nya.
   “Kamu mau ngapain sih” Tanya Dinda
   “Will you to be my girlfriend?” Ungkap Dimas sambil memegang kotak cincin berbentuk hati dan membukanya.
   “Kamu serius? Kamu gak bercanda kan” Kata Dinda tidak percaya.
   “Enggak lah, apa perlu aku ulangi lagi” Kata Dimas
   “Gak usah, aku sudah tau jawabannya” Ujar Dinda
   “Lalu jawabannya?” Tanya Dimas dengan wajah penasaran
Dinda pun mengangguk pelan
   “Serius?” Tanya Dimas
   “Iya aku serius, aku mau jadi pacar kamu” Kata Dinda tersenyum
Lalu Dimas berdiri dan memeluk Dinda dengan erat.
   “Hmm…Cieeeee…”kata Danu, Tasya,dan Bayu yang tiba-tiba muncul dari balik semak-semak.
   “Kalian..?” Kata Dinda
   “Cieeee… Dinda, selamat ya“ Kata Tasya
   “Gitu dong, itu baru temen aku berani ngungkapin perasaan ke cewek yang kamu suka” Kata Danu yang merangkul Dimas.
Lalu mereka pun bergembira bersama. Dinda dan Dimas pun tetap berpacaran sampai mereka lulus sekolah dan mereka akhirnya hidup bersama sampai maut  yang memisah kan mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar