Dinda
berdiri di depan pintu kelasnya sambil melihat ke luar kelas. Pagi itu hujan
sangat deras dan belum banyak siswa atau siswi yang datang. Hanya ada Bella
yang sedang sibuk mengerjakan pr IPA dan matematikanya. Bella yang melihat
Dinda berdiri di depan pintu hanya menoleh dan melemparkan senyum ke Dinda dan
sebaliknya Dinda pun melemparkan senyum ke Bella.
Setelah
itu datang Dimas dan menarik Dinda ke luar kelas.
“Ngapain sih ngajak aku keluar.” Tanya Dinda
kesal
“Kamu bilang apa sama Bayu?” Ujar Dimas
“Maksudmu, bilang apa?” Tanya Dinda kepada
Dimas penasaran.
Dimas belum sempat berbicara karena Tasya,
teman sebangkuku menegurku.
“Woy, masih pagi nih, jangan pacaran mulu.” Tegur
Tasya
Dinda yang penasaran dengan perkataan Dimas
tadi pun langsung mengahampiri dimas yang sedang menghapus tulisan di papan
tulis.
“Maksudmu, apa tadi?” Desak Dinda , wajahnya
pun tiba-tiba berubah menjadi serius.
“Udah, kamu jujur aja, kamu suka kan sama Bayu?” Tuding Dimas
“Hah?? Suka??” Jawab Dinda dengan kagetnya
“Ia, kamu suka kan sama dia, aku denger kalau
kamu bilang kamu suka sama dia” Kata Dimas
“Jadi karena ini, kamu marah sama aku?” Ujar
Dinda dengan tertawa kecil
“Kalau aku suka emang kenapa, masalah buat
kamu, itu kan hak aku untuk suka sama oramg lain” Lanjut Dinda
Kali ini muka Dinda berubah menjadi kesal dan
akhirnya meninggalkan Dimas dan berpaling pergi ke Tasya, teman sebangkunya dan
sama –sama mengerjakan tugas Bahasa Indonesia tugas kelompok meresensi buku. Sambil
mengerjakan tugas, Dinda pun terus mengingat kejadian tadi pagi yang Dimas
fikir kalau ia suka sama Bayu. “Dimas, Dimas kok kamu bisa sih berfikir kalau aku
suka sama Bayu.” Ujar Dinda dalam hatinya bergumam.
Dan bel
istirahat pun berbunyi, Dimas pun mendekati Dinda yang sedang membeli bakso goreng
di kantin sekolah.
“Kok, jadi kamu sih yang marah sama aku?”
Tanya Dimas
“Udah deh gak usah bahas itu lagi, bosen tau
gak” Jawab Dinda
“Ya, lagian dari tadi kamu gak jawab
pertanyaan aku” Ujar Dimas
“Penting ya aku jawab pertanyaan yang gak
penting itu” Ujar Dinda
“Aku itu gak suka sama Bayu, udah puas” Kata
Dinda lagi lalu pergi
Dimas yang mendengar perkataan Dinda tadi pun
diam, dan berfikir. Diam –diam Dimas memiliki perasaan yang lebih dari seorang
sahabat ke Dinda. Tapi ia tidak berani bilang karena ia takut akan merusak
persahabatan yang sudah ia dan Dinda bina dari kelas satu SMP sampai sekarang.
Dan saat Dimas berfikir datang Danu yang mengejutkannya dari belakang.
“Woy, melamun mulu kenapa? galau” Tanya Danu
“Gak kenapa-napa kok, siapa yang galau”
Jawab Dimas dengan muka yang kusut . Bagaimana tidak kusut dia melihat Dinda
dan Bayu makan bakso berdua di kantin sekolah dengan serunya mereka bersenda
gurau dengan senangnya, membuat Dimas makin kesal di buatnya.
“Aku bisa bantu kamu “ Bisik Danu
“Maksudmu apa?” Jawab Dimas
“Kamu suka kan sama Dinda?“ Tuding Danu
“Enggak lah, mana mungkin aku suka sama Dinda,
dia itu kan sahabat aku” Jawab Dimas dengan kesalnya.
“Masa iya, kamu gak suka sama Dinda” Goda
Danu kepada Dimas
“Enggak, aku gak suka sama dia !!” Bentak
Dimas dengan nada tinggi
Mata Danu pun langsung melotot melihat Dimas
yang tiba-tiba marah.
“Nyantai aja dong , bisa kali gak bikin
orang jantungan” Celoteh Danu dengan meliat serius muka Dimas
Dinda yang melihat Dimas tiba- tiba marah
hanya bisa melihat dari jauh karena gak mungkin Dinda ninggalin Bayu. Dan lagi
pula mereka berdua kan lagi marahan.
“Kamu gak ke Dimas” Tanya Bayu.
“Enggak .kita berdua lagi marahan” Jawab
Dinda yang tiba-tiba melihat kearah Bayu, sebenarnya Dinda ingin menemani
Dimas, tapi Dinda masih sangat kesal karena Dimas berfikir kalau Dinda suka
sama Bayu.
Hari demi hari pun berlalu, Dimas dan Dinda
pun semakin jauh. Dan Dinda semakin dekat dengan Bayu. Dan kecurigaan Dimas pun
semakin kuat kalau Dinda memiliki perasaan lebih pada Bayu.
“Katanya gak suka tapi kok berdua mulu.”
Ujar Dimas dengan kesalnya , bagaimana tidak kesal dimana ada Dinda pasti ada
Bayu dan sebaliknya.
Saat Dimas melihat kearah Dinda, datang Danu
dan Tasya yang mengajak nya untuk mengerjakan tugas bersama-sama .
“Hei.. ngeliatin Dinda sampai segitunya”
Ujar Danu
“Tau, sampai dipanggilin gak dengar gitu”
Kata Tasya. Padahal sih gak di panggilin ,biar dia ngerasa bersalah aja,
pikirnya dalam hati.
“Sorry deh, aku gak denger kalau kalian
berdua manggilin aku” Jawab Dimas, wajahnya serius
“Eh, kerjain tugas yuk belum selesai nih,
bantuin Dinda sama Bayu. Kan itu juga tugas kita masa cuma Dinda sama Bayu doang
sih yang ngerjain” Desak Tasya
“Yaudah
yuk, ayo Dim, jangan maunya enak doang” Tegur Danu
Sebenarnya Dimas gak mau, tapi karena ia
ingat tugas kelompok itu, mau gak mau dia harus mau. Dan harus siap mental
kalau dia bakalan di cuekin sama Dinda dan juga siap kalau Dinda dan Bayu
jadian. Walaupun Dinda bilang dia gak suka tapi dari gerak tubuhnya sangat
terlihat kalau dia suka dan perhatian sama Bayu.
“Sabar Dimas, sabar” Bisik Danu.
Dinda yang melihat Dimas sedang kebingungan
akhirnya membantu Dimas.
“Sini aku bantu” Kata Dinda
Lalu Dimas pun mengangkat muka, dan melihat
Dinda di depannya tersenyum.
“Yang mana, yang kamu gak ngerti” Tanya
Dinda lagi
“Kamu mau bantuin aku, bukannya kamu marah
sama aku?” Jawab Dimas bingung
“Ia sih, aku emang marah sama kamu, lagian
kamu juga sih bikin aku kesel “ Ujar Dinda dengan nada sedikit manja
“Yaudah deh aku minta maaf ya, kalau aku
udah bikin kamu jadi marah sama aku, bukan maksud aku bikin kamu marah,
sekarang kita baikan kan?” Tanya Dimas sambil mengangkat kelingkingnya.
Dinda yang melihat Dimas pun akhirnya
mengangkat kelingkingnya dan mengucapkan janji persahabatan mereka dengan
lantang dan kompak. Danu, Tasya, dan Bayu yang melihat kejadian itu hanya
tersenyum kecil.
Kini Dimas dan Dinda pun terlihat bersama
kembali walaupun mereka berdua sama-sama memiliki perasaan yang lebih, namun mereka
masih malu untuk mengungkapkannya.
Hingga pada suatu hari, Dimas merasa sudah
siap untuk mengungkapkan perasaan kepada Dinda, ia pun juga sudah siap jika
Dinda menolaknya. Dimas pun mengajak Dinda ke suatu tempat yang memang sudah
direncanakan sebelumnya sama Dimas.
“Wow, bagus banget, kamu yang bikin semua
ini” Tanya Dinda sambil melihat suasana taman
“Ya, gak sendiri juga sih dibantuin juga
sama Danu, Tasya, dan Bayu. Kamu suka?” Jawab Dimas
“Suka banget” Kata Dinda kagum
Dimas pun mengajak Dinda ke sebuah meja makan
yang sudah di siapkan oleh Dimas.
Mereka pun dinner berdua dan di temani oleh
alunan musik yang romantis.
“Hmm…. Kamu ngapain ngajak aku kesini?” Tanya
Dinda
“Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu” Jawab
Dimas
“Apa?” Tanya Dinda yang terlihat bingung
Tiba-tiba Dimas mendekati Dinda. Dan berlutut
di hadapan Dinda dan mengambil sesuatu dari kantong jas nya.
“Kamu mau ngapain sih” Tanya Dinda
“Will you to be my girlfriend?” Ungkap Dimas
sambil memegang kotak cincin berbentuk hati dan membukanya.
“Kamu serius? Kamu gak bercanda kan” Kata
Dinda tidak percaya.
“Enggak lah, apa perlu aku ulangi lagi” Kata
Dimas
“Gak usah, aku sudah tau jawabannya” Ujar
Dinda
“Lalu jawabannya?” Tanya Dimas dengan wajah
penasaran
Dinda pun mengangguk
pelan
“Serius?” Tanya Dimas
“Iya aku serius, aku mau jadi pacar kamu” Kata
Dinda tersenyum
Lalu Dimas berdiri
dan memeluk Dinda dengan erat.
“Hmm…Cieeeee…”kata Danu, Tasya,dan Bayu yang
tiba-tiba muncul dari balik semak-semak.
“Kalian..?” Kata Dinda
“Cieeee… Dinda, selamat ya“ Kata Tasya
“Gitu dong, itu baru temen aku berani
ngungkapin perasaan ke cewek yang kamu suka” Kata Danu yang merangkul Dimas.
Lalu mereka pun
bergembira bersama. Dinda dan Dimas pun tetap berpacaran sampai mereka lulus
sekolah dan mereka akhirnya hidup bersama sampai maut yang memisah kan mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar